Menjadi agenda rutin dari Yayasan Ar Raihan Lampung Cerdas untuk melaksanakan kegiatan buka puasa bersama. Kegiatan yang diikuti oleh keluarga besar Ar Raihan ini merupakan penutup rangkaian kegiatan sekolah pada Ramadhan ini. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturrahim dan menjalin keakraban antar keluarga isteri/suami dan anak masing-masing guru dan staf Ar Raihan Islamic Science Tech School yang juga diundang untuk turut hadir.
Di antara rangkaian acara dalam buka puasa bersama ini adalah penyampaian tausiah oleh Ust. Mulyadi Lc., M.H. Beliau mengutip hadits Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani melalui sanad Abu Hurairah:
(رواه الطبري)ثَلَاثَةٌ لَا يَقْبَلُ اللّٰهُ مِنْهُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ صَرْفاً وَلَا عَدْلاً : العَاقُ، وَالمَنَّانُ، والمُكذِّبُ بالقَدر
“Tiga golongan yang Allah tidak terima amal ibadahnya, yang wajib dan yang sunnah: anak yang durhaka kepada orang tuanya, orang yang mengungkit ungkit pemberiannya dan orang yang mendustakan taqdir.”
Ust. Mulyadi menjelaskan ketiga golongan manusia yang amal ibadahnya tidak diterima oleh Allah Swt. sebagaimana tercantum dalam hadits tersebut.
Golongan yang pertama adalah durhaka kepada orang tua. Tindakan durhaka tidak hanya diukur dari tindakan fisik yang dilakukan oleh anak kepada orang tuanya. Akan tetapi setiap perilaku anak, baik ucapan maupun tindakan, yang melukai perasaan dan hati orang tuanya adalah termasuk bagian dari durhaka kepada orang tua. Beliau juga mengingatkan dengan mengutip ayat Al-Qur’an yang menyandingkan perintah bersikap baik kepada orang tua bersanding dengan perintah untuk menyembah Allah Swt.
وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِي اِسْرَائِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّهَ وَبِالوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا … (البقربة: ٨٣)
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji Bani Israil, ‘Janganlah kalian menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah klian kepada kedua orang tua …’.”
Golongan kedua adalah mannan, yaitu orang yang senantiasa mengungkit-ungkit kebaikan yang telah dilakukan. Beliau memberikan salah satu contoh yaitu sikap guru yang mengungkit-ungkit pendidikannya atas muridnya.
“Jadi, ada guru yang tersinggung karena ada siswanya yang sudah lulus tetapi tidak menyapa ketika berpapasan di suatu tempat. Lantas ia mengungkit-ungkit masa sekolahnya dulu dengan mengatakan ‘Kalau bukan saya yang mendidik dia ….’ atau ‘Sombong sekali. Padahal saya yang mendidik dia di sekolah.’” Tutur Ust. Mulyadi dalam ceramahnya.
Dan golongan yang ketiga adalah orang yang tidak terima dengan ketetapan Allah Swt. Sebagai seorang muslim sudah seharusnya mengimani bahwa Allah Swt. memiliki ketetapan-ketetapan untuk setiap mahluknya. Akan tetapi tidak sedikit pula seorang muslim yang tidak menerima ketetapan Allah Swt. Ust. Mulyadi memberikan contoh terkait hal ini. Misalkan tatkala seseorang kehilangan anggota keluarganya yang disebabkan oleh kecelakaan, sakit atau lainnya, lantas ia menghujat Allah Swt. atas kehilangannya. Sikap seperti akan menyebabkan orang tersebut masuk ke dalam golongan yang ketiga ini.
“Dengan demikian, kita berdoa memohon kepada Allah Swt. supaya senantiasa mendapatkan hidayah-Nya dan terhindar dari tiga golongan tersebut.” Pungkasnya di akhir ceramah tausiyahnya.